Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review The Midnight Library: Menyelami Penyesalan dan Pilihan Hidup

 


Apakah kamu memiliki penyesalan dalam hidup? Jika iya, maka buku "The Midnight Library" karya Matt Haig sangat cocok untukmu. Buku ini menawarkan refleksi mendalam tentang pilihan hidup dan penyesalan yang mungkin kamu rasakan.

Seringkali, kita kehilangan gairah dalam hidup karena merasa bahwa jika kita mengambil jalan yang berbeda, mungkin kita akan lebih bahagia. Kita melamun setiap malam, membayangkan "seandainya aku begini dulu". Pikiran seperti ini seringkali menghantui, membuat kita bertanya-tanya tentang kemungkinan yang tak pernah terjadi.

Novel ini memberikan kesempatan pada tokoh utamanya, Nora, untuk merasakan bagaimana jika ia memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan tanpa penyesalan. Apakah Nora akan bahagia? Karena yang ia tahu sekarang, ia merasa seperti kegagalan bagi orang tuanya, saudara laki-lakinya, temannya, bahkan tetangga tua yang bukan siapa-siapa baginya.

Kelebihan dari buku ini adalah bahwa ia tidak menggurui apakah kita harus menyesali pilihan dalam hidup atau tidak. Sebaliknya, kita dihadirkan pada kisah Nora di berbagai kehidupannya. Pembaca diajak untuk menyaksikan berbagai kemungkinan hidup yang dihadapi Nora, lalu kamu sendiri yang akan memutuskan apakah penyesalan itu baik atau tidak.

Buku ini juga mengajak kita untuk memahami bahwa adakalanya, penyesalan yang hadir itu muncul bukan serta merta karena kesalahan kita, melainkan sudut pandang kita dalam memandang sesuatu. Dalam kisah Nora, kita melihat bahwa cara kita melihat dan merasakan sesuatu lah yang membuat penyesalan menghujam begitu mendalam.

Buku ini memberikan perspektif berbeda tentang apakah kita patut menyesali apa yang sudah terjadi. Perspektif itu dihadirkan ketika Nora menjalani kehidupan di Perpustakaan Tengah Malam. Sebuah perpustakaan yang hadir ketika Nora memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Di perpustakaan tengah malam itu, ia mendapatkan kesempatan untuk menjalani dan "memilih" kehidupan dari jutaan buku yang mewakili semesta yang berbeda dari dirinya. Semesta yang muncul bahkan ketika Nora mengambil keputusan berbeda di masa lalu.

Lalu, akankah Nora memilih kehidupan yang berbeda? Semua pertanyaan ini akan terjawab ketika kamu membaca buku karangan penulis berkebangsaan Inggris ini. Dengan ketebalan 367 halaman versi bahasa Indonesia, buku ini akan menjadi obat dan penerang bagi kita yang sering menyalahkan hidup.

Namun, kelemahan buku ini adalah terjemahannya ke bahasa Indonesia tidak terlalu luwes. Terkadang, pembaca harus membaca satu kalimat beberapa kali untuk memahami maksudnya. Meskipun begitu, "The Midnight Library" tetap layak dibaca dan saya menilai buku ini 7.5 dari 10.

ikbaldelima
ikbaldelima Acehnese || A Teacher || Guidance Counselor || Newbie Writers || Loves Books And Movies

Post a Comment for "Review The Midnight Library: Menyelami Penyesalan dan Pilihan Hidup"