Sulitnya Blogging di Masa Kini
Menulis, bagaimanapun saya
beranggapan bahwa ini sebuah hobi, nyatanya selalu terkait dengan pembaca. Menulis
bagi saya itu seperti memasak, seberapapun lezatnya, jika tak ada yang menikmati,
rasanya sia-sia. Lezatnya tulisan saya mungkin bisa diperdebatkan, tapi tetap
saja, dibaca meskipun oleh beberapa orang sudah membuat hati puas.
Namun rasanya, menuntaskan kewajiban
di blog pribadi terasa sangat berat belakangan ini. Dengan maraknya konten
youtube, rasa-rasanya orang semakin malas membaca. Orang-orang lebih memilih
menonton daripada berimajinasi dalam bacaan.
Rasanya, kehilangan minat mengisi
blog bukan saya saja. Teman-teman yang semasa kuliah menemani saya menulis,
kakak senior di organisasi saya menulis, dan bahkan akun-akun facebook yang
dulunya sering men-share konten blognya, banyak yang membiarkan blog pribadinya
terbengkalai. Ada yang terakhir menulis di blog beberapa bulan yang lalu dan ada yang sampai 2 tahun tak pernah diisi.
Saya pribadi kehilangan like dan
komen yang dulunya selalu saya dapat jika memposting tulisan di facebook. Dua atau tiga tahun yang lalu, nge-share link blog ke beranda dan grup
facebook sudah cukup meningkatkan jumlah pembaca. Namun kini, yang like tak seberapa,
apalagi yang komentar dan berkunjung ke blog.
Lain lagi hal-nya jika berbicara
facebook yang mulai “sepi”. Banyak teman yang saya kenal tutup akun dan tak
lagi menggunakan platform ini. Grup-grup menulis facebook yang dulunya jadi
ajang share link dan berbalas komentar tak lagi menarik semenjak ada grup WA.
Tapi anehnya, meskipun miskin like
dan komentar di setiap postingan, lain halnya dengan Story. Satu story yang saya
buat terkadang bisa dilihat lebih 200 orang. Apa ini bermakna bahwa orang semakin tak
peduli, namun masih tetap kepo? Entahlah
Kadang saya berpikir, inilah efek
negatif dari bermedia sosial. Perhatian yang biasanya didapat dengan kerja
keras, kini mudah didapat. Orang tak perlu lagi berusaha keras untuk mendapat
perhatian. Buat apa menulis panjang lebar dan menguras pikiran, jika foto
cantik dan caption copy paste yang menarik sudah mampu menarik ratusan atau
bahkan ribuan komentar dan like?
Mungkin media sosial itu sendiri yang membuat saya dan banyak orang yang saya kenal "berhenti" merawat blog-nya sendiri. Mungkin inilah penyebab menyusutnya
postingan dari blog-blog personal di satu sisi dan maraknya akun selegram
sosialita di sisi yang lain. Jika cantik sudah cukup untuk menarik
pundi-pundi uang dari endorse barang, buat apa menulis di blog yang tak
cukup mengundang klik iklan/adsense di sebuah negara yang minat membacanya
sangat rendah ini?
Di tengah dunia yang terus
berubah, mungkin saya yang perlu merubah nilai yang saya anut untuk bertahan
menulis dalam sepi. Bahwa menulis sebenarnya adalah untuk diri sendiri, untuk tetap
sadar dan mengenal diri, sambil tetap berharap ada satu atau dua orang yang menengok
tulisan ini. Mungkin saya sendiri yang harus menikmati makanan yang sudah
terhidang, sambil tetap berharap ada yang mampir dan menemani di seberang meja.
Mungkin….
Post a Comment for "Sulitnya Blogging di Masa Kini"