Mereka Yang Sesekali Mengganggu
“Bagaimana tidurnya semalam?
Nyaman keuh?”, begitulah kiranya bunyi pertanyaan pagi tadi yang diucapkan oleh
beberapa guru. Mesikipun sedikit merasa aneh ditanyai pertanyaan seperti itu
berulang-ulang, saya hanya berpikir itu pertanyaan normatif saja. Saya pikir
itu mungkin pertanyaan normal bagi orang setempat setiap kali ada pendatang
baru. Walaupun bagi saya yang ditanyai, jawabannya sedikit kikuk. “Nyenyak buk,
mimpi indah saya semalam”.
Setelah beberapa jam yang bosan
di sini (berhubung jadwal jam masuk kelas belum diatur, jadi saya belum bisa
masuk kelas dan mengenalkan layanan BK), saya pun masuk ke ruang perpustakaan
dan mengobrol dengan seorang guru muda bernama Linda yang juga merangkap
sebagai pengelola perpustakaan sekolah. Karena beliau hanya mengajar sebanyak
dua jam dan jam lainnya dihabiskan dengan menjaga perpustakaan, maka obrolan berlangsung
panjang dan melebar ke mana-mana. Sampai pada satu waktu, Bu Linda bertanya,
“Bapak gak ada yang gangguin semalam keuh?”
“Siapa yang gangguin?”
Bu Linda hanya menatap lalu
tersenyum tipis
Setelah diam sesaat, alis mata
pun mengerut. “Maksud Ibu, hantu gitu?”
“Iya, makanya siswa di sini
hampir setiap minggu kesurupan Pak!”
“Hah?”
Kami pun membahas hal yang sering
membuat bulu kuduk ini merinding. Ternyata banyak hal yang tidak saya ketahui. Faktanya,
kesurupan telah menjadi budaya di sekolah ini. Terkadang di kelas, terkadang di
lapangan ketika upacara dan bahkan ketika istirahat. Bisa saja tiba-tiba
seorang siswa berteriak histeris tanpa sebab yang jelas ketika pelajaran
berlangsung. Umumnya kebiasaan kesurupan ini terjangkit pada satu orang lalu
menular ke puluhan orang lainnya. Para guru dan staf sering dibuat repot ketika
kesurupan masal terjadi. Kegiatan belajar mengajar kadang menjadi buyar ketika
tiba-tiba seorang siswa tertawa layaknya mbak Kunti. Sesekali guru bahkan harus
mengejar siswa yang berlari ke arah kebun sawit di belakang sekolah. Karena
seringnya terjadi kesurupan di sini, bu Linda bilang seorang dukun pernah dipanggil
pihak sekolah. Mbah dukun pun berujar bahwa arah larinya siswa yang kesurupan
merupakan tempat berdirinya kerajaan Makhlus Halus berada. Dan sekolah
merupakan jalur yang sering dipakai para ghost
jika ingin menuju kerajaan mereka.
Kondisi sekolah memang menjadi
tempat yang cocok bagi mahluk yang sesekali meggganggu itu. Maklum saja,
sekolah ini bertempat di bekas hutan dan berjarak 700 meter dari pemukiman
terdekat. Sekolah ini dibangun di hutan karena alasan perluasan desa. Harapannya,
dengan adanya sekolah ini, akan ada rumah-rumah baru yang dibangun di sekitar
sekolah.
“Ah, itu dia ternyata penyebab banyak
yang tanya tentang gimana tidur saya semalam Bu. Ternyata mereka tanya apa saya
melihat atau diganggu sesuatu,” lanjut saya.
“Iya Pak, soalnya pendatang baru
biasanya pasti diganggu atau dikasih liat”.
“Haha, semoga aja enggak Bu.
Mudah-mudahan juga gak ada siswa yang kesurupan pas saya di kelas”.
“Itu pasti pak. Tunggu aja,”
jawab Bu Linda sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum ketir.
Sambas,
7 September 2016. 07:36 PM
Post a Comment for "Mereka Yang Sesekali Mengganggu"