Tentang Mereka Yang Membuat Hari-Hari Lebih Berkesan
Dalam waktu yang
tepat bersamaan, mungkin sebagian dari kita pernah dipaksa memilih antara
menemui satu orang dengan orang lainnya, atau menghadiri satu acara dengan
acara lainnya. Biasanya, pilihan yang kita tetapkan mencerminkan skala
prioritas terhadap orang yang bersangkutan atau mencerminkan keberartian orang
yang kita temui bagi diri sendiri.
Tulisan ini saya
khususkan bagi empat orang yang selalu menjadi prioritas beberapa tahun
terakhir selain keluarga. Awalnya, tulisan ini berniat saya publikasikan di
blog bertepatan dengan hari wisuda. Waktu itu saya pikir,
daripada mengingat perjuangan diri dalam menempuh perkulihan, lebih baik
membuat apresiasi bagi mereka yang bersedia menunjukkan jalan ketika arah
semakin buram. Biar lebih anti mainstream
Berkenalan selama 4
tahun lebih dengan empat orang ini tentu saja membuat saya paham tentang
sedikit banyak polah tingkah mereka. Nah, tulisan ini bermaksud menjabarkan
bagaimana mereka dari sudut pandang saya. Mungkin para pembaca akan bertanya,
“lah, lalu pentingnya saya baca apa?” Bagi pembaca umum, tentu saja tak ada
manfaatnya. Tapi bagi empat orang ini, saya lebih dari sekedar yakin kalau
mereka akan salah tingkah dan senyum-senyum sendiri ketika membacanya.
Bukankah lamunan akan buyar jika nama kita tersebut pada dua orang yang sedang
berbicara di sudut sana? Bukankah kata ganti orang pertama –Aku dan Saya- lebih menarik diperbincangkan
dibandingkan kata ganti orang ke dua, Kamu?
Tanpa memperpanjang
lagi kata pengantar, berikut tentang mereka:
1. Muarrief Rahmat
Dari
empat sahabat yang lain, dia adalah yang paling pertama saya kenal. Tegur sapa
pertama kami bermula di suatu pagi pada acara pertemuan mahasiswa baru dengan
mahasiswa lama di kampus. Penampilannya saat itu seperti campuran antara Rhoma
Irama dan Elvis Presley, dengan celana
kain warna coklat yang mengembang tepat di mata kaki dan jambang rambut yang
lebih tebal dari rambut bagian atas kepala.
Pria
ganteng asal Bireun ini orangnya sedikit kurang terbuka. Kalau kamu ingin berbincang
panjang dengannya via telpon, saran saya, jangan! Yakin deh, 5 menit ngomong,
kamu sudah kehabisan bahan. Kalau mau bincang-bincang panjang lebar, silahkan
bertemu langsung dengannya. Beberapa tahun kenal ini manusia, dia gak akan
pernah curhat lewat chatingan via media sosial atau tempat nongkrong yang cukup
ribut seperti kantin kampus atau cafe-cafe. Karena sangat tertutup, biasanya
kalau dia punya masalah hanya memberikan kode. Pernah suatu kali dia
umbar-umbar kode di media sosial. Berkat ilmu cocoklogi, saya sih tau ini arah
kodenya kemana. Yah, tapi gak pernah bisa tanya langsung karena ini orang
paling marah kalau dicampurin urusan pribadinya. Tapi pas kebetulan nongkrong di pinggiran sungai Krueng Aceh pada suatu malam sehabis Isya, semuanya terbongkar. Dia sendiri yang
cerita dengan sedikit pancingan sana sini. Dan kalau dipikir-pikir,
di tempat-tempat seperti itulah Muarrief Rahmat mau cerita panjang lebar. Tempat
yang sepi, tenang, dan berhadapan langsung dengan alam terbuka. Makanya kalau dia
atau saya sering stres, kami sering nongkrong di tempat seperti pantai Ulee
lheu, waduk keliling, taman dan
lain-lain. Karena di tempat-tempat seperti itu sepertinya dia bisa ngomong
bebas.
Beberapa teman, ketika saya mintai nasehat atau solusi, selalu menghindar dengan alasan saya lebih paham atau bahkan justru saya yang mestinya menasehati mereka. Sesekali ketika resah akibat hal tertentu, sebenarnya saya kepingin bener diberikan saran oleh orang lain. Nah, lain dengan beberapa teman tadi, Muarrief beda, dia bersedia memberikan saran tanpa diminta. Walaupun banyak dari sarannya yang sebenarnya sudah saya pertimbangkan di kepala, tapi entah kenapa, mendengar gaya bicaranya yang serius dan menggebu-gebu mampu membuat sarannya membakar semangat.
Beberapa teman, ketika saya mintai nasehat atau solusi, selalu menghindar dengan alasan saya lebih paham atau bahkan justru saya yang mestinya menasehati mereka. Sesekali ketika resah akibat hal tertentu, sebenarnya saya kepingin bener diberikan saran oleh orang lain. Nah, lain dengan beberapa teman tadi, Muarrief beda, dia bersedia memberikan saran tanpa diminta. Walaupun banyak dari sarannya yang sebenarnya sudah saya pertimbangkan di kepala, tapi entah kenapa, mendengar gaya bicaranya yang serius dan menggebu-gebu mampu membuat sarannya membakar semangat.
Oh,
ya, doi punya kebiasaan membuat orang spesial dengan tingkahnya, apalagi
perempuan. Saking biasanya, mungkin
bisa disebut sebagai bakat. Bukan sekali dua kali curhatnya berkisah tentang
perempuan-perempuan yang ke-GR-an terhadapnya. Pernah sekali kasus ia terjebak
cinta sekilas karena terlalu perhatiannya ke salah satu perempuan. Saat itu ia
membantah dengan ambisiusnya kalau ia tak suka sama perempuan yang
bersangkutan, setelah dibantah dikit-dikit, akhirnya ngaku juga, “Iya, mungkin
pernah suka sebentar”.
Kalau
pembaca sudah kenal lama dengan lelaki kelahiran 15 Juli 1991ini, pasti akan tau
bagaimana transformasi dia selama 4 tahun terakhir. Pertama kali ketemu di
pertengahan tahun 2010, ia hanya pemuda biasa saja. Tapi 5 tahun kemudian, ia
berubah menjadi lelaki yang tak hanya dewasa secara pikiran, tetapi juga dewasa
secara penampilan. Si Om, begitu panggilan saya terhadapnya, telah berubah
menjadi lelaki ganteng penakluk hati Raisa.
Gantengnya dialah yang membuat dilema beberapa tahun terakhir ini. Jalan berdua dengan lelaki ganteng nan manis ini terkadang bikin kesal juga. Apalagi kalau lagi berpapasan atau ketemu cewek yang agak saya suka, langsung deh saya berasa tak terlihat. perhatian si DIa, biasanya lebih banyak fokus ke Muarrief Rahmat. Padahal tentu kita ingin menjadi perhatian utama ketika berhadapan dengan si Dia. Berjalan dengan Muarrief ibarat bintang kecil yang tak terlihat akibat terangnya sinar matahari. Sakit Bang.... :D
2. Suryani yang dulu pakek Mursya
Jika
anda membuka dan mencari akun facebook wanita kelahiran bireun ini, anda akan
menemukannya di antara ribuan wanita lain yang bernama Suryani. Jangan tanya
nama lengkapnya! Yang jelas anda tak akan menemukannya di deretan nama terkenal
seperti Suryani Subandono atau Suryani Ratnasari. Karena namanya hanya Suryani.
Maka jangan heran kalau kegalauan atas namanya yang pendek sempat membuatnya
termasuk golongan alay dengan nama macam-macam. Seingat saya, namanya pernah
berganti-ganti antara Suryani HTJS, Suryani Albasy dan Suryani Mursya. Untung saja
namanya tak sempat berubah menjadi“Suryani yang tersakit” , “Suryani disayang ummi
abi” atau “Suryani caem manis abis”. Haha. Cukup lah tentang nama. Makanya,
besok tolong beri nama anaknya yang panjang dikit ya....
Bagi
para pembaca yang pernah kuliah, mungkin pernah mengalami peraturan unik dari
dosen yang akan memberikan poin lebih bagi setiap mahasiswa yang bertanya.
Akibatnya, banyak mahasiswa yang angkat tangan padahal yang ditanyakannya
sangat simpel dan saya yakin, yang bertanya pun tau. Yah, saya kenal Suryani
berkat peraturan unik itu. Semester awal perkuliahan, saya sempat jengkel
dengan tangan dia yang selalu terangkat setiap 10 menit sekali. Padahal yang
ditanya pun bisa dibaca di buku atau semua orang pun tau. “Hadeeeeeuuuh, dia
lagi dia lagi”, begitu kiranya gerutuan sebagian teman mahasiswa setiap Suryani
angkat tangan.
Di
antara kami semua, wanita kelahiran 16 juni 1992 ini memang memiliki warna
kulit yang lebih gelap. Meskipun gelap, bukan berarti dia pribadi yang pemalu.
Justru gelapnya warna kulit tak membuatnya hilang dikeramaian orang. Dari kami
semua, justru dia yang paling populer. Dia dikenal sebagai mahasiswa pintar,
aktif dan sekaligus baik. Bayangin, belum sampai empat tahun, dia sudah mampu
menamatkan kuliah dengan IPK 3,94. Tapi jangan salah, meskipun IPK nya
sangat tinggi, jangan membayangkan dia sebagai wanita super kutu buku yang gak
peduli sama lingkungan sosialnya. Justru dia yang paling mudah beradaptasi
dibandingkan kami semua.
Untuk masalah kebijaksanaan, beuh, jangan tanya! Dia orang yang
paling cocok dimintai solusi. Pikirannya sangat terbuka dan mampu memberikan
beberapa pilihan solusi tanpa menggurui dan memvonis. Dan ketika butuh solusi,
dia pun gak akan gengsi untuk meminta pendapat pada teman-temannya meskipun dia
sudah tau tindakan apa yang mesti diambil di setiap masalahnya.
Meskipun begitu, dia juga punya
sedikit kebiasaan “mengatur”. Yah, mungkin ini timbul dari sikap kepeduliannya.
Sebagai yang paling cepat tamat kuliah, dia gak segan-segan memberikan semangat
dan memberikan saran tanpa diminta. Cocok banget deh buat kamuh-kamuh para lelaki yang butuh calon istri yang bisa diajak berdiskusi
dan memikirkan solusi bersama dan mampu “mengatur” ketika kamuh kehilangan arah. Eyyyakk.
Mahasiswa VS PNS |
3. Hayatul Hikmah
Saya
baru sadar kalau manusia ini pernah ada ketika dia menyapa dalam momen sedih di
Bandara SIM pada suatu siang menjelang sore. Sikap sok kenal dan sok dekatnya
waktu itu membuat kami menjadi akrab dikemudian hari. Kesan pertamanya gimana?
Entah, orangnya “terlalu biasa”. Hahaha
Coba
tebak? Panggilan dia apa? Aya? Hikmah? Haya? Semua Salah! Entah mengapa, anak
ketiga dari lima bersaudara ini dipanggil Aton. Sebagian pembaca mungkin
langsung membayangkan nama Aton sebagai wanita berbadan gemuk, tinggi besar
danberkulit agak hitam seperti tokoh Aton dalam serial TV Si Dul Anak
Sekolahan. Namun salah, aton yang ini betul-betul beda dengan Aton tokoh Si Dul
Anak sekolahan. Tinggi badannya tak lebih dar 160 Cm, berat badan sesuai dengan
proporsi tubuh, bermajah agak manis (mesti pakek “agak”, biar gak sombong), dan
memiliki suara yang manis.
Dia
peribadi yang “menyangkal” banyak hal. Jika ada yang berbuat jahat dengannya,
dia akan mikir, “ah, mungkin dia gak bermaksud gitu”. Jika ada lelaki yang
mencoba mendekat, supaya gak terlalu ke-GR-an, dia akan mikir, “mungkin dia
baik ke semua cewek, bukan saya aja”. Mungkin terkesan gak memiliki pendirian,
tapi sebenarya dia punya. Kecenderungan dia “berdiri di tengah”timbul karena
takut akan konsekuensi jika dia memilih. Dalam hal cinta misalnya, jika dia
mengakui bahwa dirinya jatuh cinta, dia takut kalau cinta itu hanya timbul
karena dirinya yang ke-GR-an. Jika memilih mengakui bahwa dia tak jatuh cinta,
dia akan mikir, “aduh, kadang abang tu emang tulus nerima saya”.
Wanita
kelahiran 12 Mei 1991 ini juga dikenal
sebagai orang yang paling jaga image diantara kami. Saking jaimnya, saya gak
pernah liat dia nangis, padahal, dia yang paling banyak mengalah kalau ada
masalah. Kalau marah, dia cenderung hanya diam. Jika pun terpaksa ngomong
karena sudah tak tahan, dia berbicara dengan gemetar karena betul-betul menahan
amarah. Tapi itu bukan berarti dia orangnya pendiam. Kalau lagi nyaman dengan
situasi, justru dia yang paling heboh. Bahkan dia bisa buat lawakan-lawakan
yang gak menunjukkan kalau dia punya sifat pemalu sedikitpun. Kami menyebutnya
sebagai wanita yang “sensitif ceria”.
Bagi
abang-abang yang mencari orang yang penyabar, dia orang yang tepat. Tapi kalau
kamu pemarah, bagusan jangan, stres anak gadis orang nanti. :D
Hayatul Hikmah, Amit-amit VS Imut-Imut :D |
4. Nurafnita
Dari
3 orang di atas, gadis asal Lhoksukon ini memang kurang terlalu gabung di
kelompok. Untuk sebab yang tak bisa saya sebutkan, akhir-akhir perkuliahan dia
jarang ngumpul dengan kami. Meskipun begitu, bukan berarti ia tersisih atau tak
dekat.
Gadis
cantik yang baru melangsungkan pernikahan sebulan yang lalu ini bisa dibilang
yang paling apa adanya diantara kami. Kalau berkesempatan duduk dengannya,
banyak cerita yang tersampai seolah sudah tak berjumpa puluhan tahun.
“Ini
betul-butul gaya Ikbal Bu, saya tau persis,” kata wanita kelahiran 20 September 1991 ini pada suatu momen simulasi praktek konseling di
masa-masa akhir kuliah. Dia mengucapkan itu dengan yakin tanpa ragu seperti
memang betul-betul telah mengenal saya dengan baik. Kalau dipikir-pikir, memang
pada gadis inilah saya selalu bertingkah apa adanya.
Gadis
ini merupakan gadis yang tahan banting. Dia pernah mengalami masalah yang
sungguh berat namun masih sanggup bertahan. Saya sendiri aja gak yakin bisa
memaluinya dengan baik. Namun begitu, ia bukan gadis yang keras kepala yang tak
peka akan masalah yang dihadapinya. Justru dia satu-satunya wanita yang nangis
beberapa kali ketika di telpon dalam berbagai rintangan hidup yang dilalui.
Beruntung bener si Bang Taufik yang menjadikannya sebagai pendamping hidup.
Nurafnita, Ketika Jomblo dan Setelah Bersuami |
****
Akhir kata, saya
pernah baca bahwa jika pertemanan telah berlangsung minimal 7 tahun, maka
pertemanan itu akan berlangsung seumur hidup. Jadi berhubung rata-rata kita
sudah kenal 5 tahun, sabar dikit lagi ya, jangan cepat kali cerai. Karena bersatu
kita teguh, bercerai kita kawin lagi. Sory garing :D Sekian, meuah kalau ada
salah-salah tulis. Lagi malas buat kata penutup lain :D
Post a Comment for "Tentang Mereka Yang Membuat Hari-Hari Lebih Berkesan"